Jarik atau Kain Batik Edit
Jarik adalah kain khas Indonesia yang sangat melekat pada kehidupan masyarakat Jawa, terutama Jawa Tengah dan Jawa Timur. Jarik sendiri adalah sebuah sebutan untuk kain khas Jawa yang mempunyai motif batik dengan berbagai corak.
Dalam Bahasa Jawa, jarik memiliki makna ‘Aja gampang sirik’,
atau dalam Bahasa Indonesia berarti jangan mudah iri hati. Ketika memakai
jarik, seseorang akan berjalan dengan hati-hati. Perempuan akan berjalan lebih
anggun dan terkesan lemah lembut ketika memakai jarik. Kini jarik hanya
digunakan pada saat acara tertentu seperti hari pernikahan dan acara-acara di keraton.
Dulu, masyarakat Jawa menggunakan kain Indonesia ini dalam
kehidupan sehari-hari, mulai dari dipakai sebagai bawahan, alas tidur bayi,
alat gendong bayi, hingga alas dan kain penutup untuk orang meninggal.
Saat ini memang sudah banyak beredar alat gendong bayi yang
lebih instan, namun bagi sebagian perempuan, mereka lebih nyaman menggendong
anaknya menggunakan jarik. Selain kainnya lebih adem di kulit, bayi juga akan
lebih nyaman berada dalam gendongan jarik yang sifatnya lebih fleksibel karena
pemakaiannya disesuaikan dengan kenyamanan anak.Tak hanya itu, perempuan yang
baru selesai melahirkan juga dianjurkan untuk memakai jarik agar sikap tubuhnya
terjaga untuk mempercepat proses pemulihan. Dulu atau bahkan hingga saat ini,
di desa-desa jarik digunakan untuk menutup tubuh dari dada hingga lutut atau
betis saat mereka mandi di sungai. Biasanya jarik itu dalam Bahasa Jawa disebut
telesan atau berarti basahan dalam Bahasa Indonesia.
Di era modern saat ini, fungsi jarik telah banyak berubah.
Kebanyakan kain Indonesia ini hanya digunakan untuk padu padan kebaya saat
menghadiri acara pernikahan atau saat wisuda, sebagai selendang, atau bahkan
dijahit ulang untuk dijadikan baju atau rok.